Kamis, 01 Mei 2014

KLASIFIKASI CITRA HYPERION


Sebuah citra hiperspektral adalah sebuah citra yang memiliki informasi dari beragam spektrum elektromagnetik. Spektrum-spektrum tersebut disimpan dalam bentuk tumpukan ‘citra’ yang masing-masing mewakili rentang spektrum elektromagnetis tertentu yang biasa disebut sebagai spectral band. Kumpulan ‘citra’ tersebut dikombinasikan sehingga membentuk kubus hiperspektral untuk kemudian dapat diproses dan dianalisis.
Sensor Hyperion merupakan salah satu sistem sensor hiperspektral yang paling awal dipasang pada satelit, bahkan lebih dahulu daripada MERIS pada Envisat1. Sebenarnya Satelit EO-1 (Earth Observer-1) yang diluncurkan pada 21 November 2000 dan mengorbit pada ketinggian 706 km di atas bumi serta mengorbit sinkron matahari mengusung sensor Hyperion ALI (Advanced Land Imager) dan LEISA (Linier Imaging Spectrometer Array).
Hyperion menarik untuk dibahas karena katalog perekamannya sangat mirip dengan Landsat -7. Satelit EO-1 dirancang sedemikian rupa sehingga dengan tinggi orbit 705 km dan inklinasi 98.70, merekam dengan formasi menit lebih lambat daripada Landsat-7,namun pada jalur yang sama persis. Hanya saja, lebar sapuannya lebih se,mpit, yaitu hanya 7,5 km melalui perekaman melintang arah jalur orbit( across-track scanning). Dengan selisih waktu yang hanya 1 menit ini, perbandingan antara citra yang dihasilkan oleh Lansat-7 dan EO-1 tentu saja mudah dilakukan karena selisih waktu tersebut cukup kecil untuk mempertimbangkan adanya perbedaan kondisi atmosfer. Table 4 menyajikan spesifikasi saluran spectral pada satelit EO-1.
Saluran hyperion memiliki 220 saluran spectral berkisar antara 0-4 hingga 2,35 µm, sementara ALI mempunyai 10 saluran berkisar 0,4 hingga 2,4 µm. keduanya memberikan data citra pada resolusi spasial 30 meter,sama seperti Landsat ETM+.LEISA merupakan suatu subsistem pengkoreksi atmosfer (atmospheric corrector) yang merupakan instrument hiperspektral dengan jumlah saluran sebanyak 256 bau pada kisaran antara 0,9 hingga 1,6 µm pada resolusi spasial 250 m. LEISA dirancang untuk mengkoreksi kandungan uap air di atmosfer.
Spesifikasi saluran pada satelit eo-1
Saluran
Resolusi spektral
Resolusi spasial pada nadir
Advanced Lang Imager (ALI)
MS-1
0,433 – 0,453 µm
30 x 30 meter
MS-1
0,450 – 0,510 µm,
30 x 30 meter
MS-2
0,525 – 0.605 µm
30 x 30 meter
MS-3
0,630 – 0,690 µm
30 x 30 meter
MS-4
0,775 – 0,805 µm.
30 x 30 meter
MS-4’
0,845 – 0,890 µm.
30 x 30 meter
MS-5’
1,20 – 1,30 µm.
30 x 30 meter
MS-5
1,55 – 1,75 µm.
30 x 30 meter
MS-7
2,08 – 2,35 µm.
30 x 30 meter
Pankromatik
0,480 – 0,690 µm.
10 x 10 meter
Hyperion Hyperspectral Sensor
220 saluran, 0,4 – 2,4 µm, pada 30 x 30 m
LEISA Atmospheric Corrector (LAC)
256 saluran, 0,9 – 1,6 µm, pada 250 x 250 m
Lebar sapuan
ALI 37 km, Hyperion 7,5 km, LEISA 185 km
Revisit
16 hari sekali, sama dengan Landsat-7

Di bawah ini, terdapat tabel mengenai karakteristik dari citra satelit hyperion :



Tabel 1. Karakteristik Instrumen Hyperion

Dengan kekuatan di sektor resolusi spektral, maka data hyperion ini sangat cocok dalam pengklasifikasian suatu objek. Suatu objek akan mempunyai nilai spektral yang berbeda dengan objek yang lainnya, sehingga dengan menggunakan data citra satelit hyperion beserta sedikit pengolahan di software, maka kita bisa memprediksi objek yang kita lihat pada data hyperion tersebut berdasarkan nilai spektral-nya (library nilai spektral-nya sendiri bisa di dapatkan di situs-nya NASA) atau kita juga dapat membuat library nilai spektral terhadap objek-objek yang kita kehendaki dengan cara survey langsung ke lapangan ataupun cara mudahnya kita bandingkan dengan citra satelit lain yang mempunyai nilai resolusi spasial tinggi (bisa dari Google Earth ataupun Quickbird, WorldView-1, atau WorldView-2).


Text Box: http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/26/citra-satelit-multispectral-595280.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar